Wednesday, June 8, 2011

Waktu = Modal

Membaca tulisan-tulisan mas Jamil Azzaini, Alhamdulillah membuka kesadaran, menyapa hati dan menggugah perasaan. Salah satu tulisan beliau tentang investasi sepanjang masa mengingatkan saya pada selembar kertas yang diberikan "Pak Haji Kobad" dalam sebuah pertemuan singkat di pengajian ahad subuh.

Waktu............
Dalam sebuah firman Allah SWT bersumpah dengan menggunakan kata-kata " Demi Waktu...."

Dilanjutkan pada ayat berikutnya "Sesungguhnya Manusia benar-benar dalam situasi yang merugi..."

Ketika Dzat yang Maha Kuasa mengatakan bahwa manusia -dalam hal ini termasuk "KITA"- selalu dalam situasi rugi, maka bagaimana penjelasan atas pernyataan Dzat yang Maha Bijaksana tersebut???

Pendekatannya mungkin seperti ini:
Jika seseorang memiliki modal untuk berinvestasi, maka orang tersebut akan dikatakan rugi apabila yang dihasilkannya lebih kecil dari modal yang dikeluarkan. orang tersebut juga bisa dikatakan Bangkrut apabila modal yang di-investasikan tidak menghasilkan apapun. Dan bahkan orang tersebut akan dikatakan "Jatuh dan tertimpa tangga pula" jika modal yang di-investasikannya malah membuat dirinya harus membayar hutang atas resiko investasinya.

Ketika waktu dianggap sebagai modal yang dimiliki seseorang yang menggunakan waktu tersebut untuk berbuat keburukan maka sungguh - sangat orang tersebut dalam kondisi yang sangat merugi. Karena apa yang dilakukannya justeru akan mendapatkan balasan siksa akhirat yang waktunya kekal abadi.Perlu diketahui bahwa 1 hari waktu dunia = 1000 tahun waktu diakhirat.

Begitupun bagi mereka yang banyak menggunakan modal waktunya untuk melakukan hal-hal yang "dibolehkan" namun tidak memiliki sedikitpun manfaat. Misalkan saja mereka yang hampir sebagian besar waktunya digunakan untuk "menonton", "bermain","makan","minum" "tidur" dan aktifitas tidak berguna lainnya. Maka sangat pantas sekali kepada mereka ini juga dikatakan orang yang sangat merugi....Mereka ini seperti orang yang menggunakan modal usaha mereka untuk dihamburkan dan hura-hura hingga modal tersebut habis tak bersisa.

Pertanyaannya....
Lalu bagaimana figur manusia yang tidak rugi....??

Dalam lanjutan firman-NYA, "Kecuali mereka yang mengerjakan amal shalih, serta saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran"....

Modal waktu yang dimiliki seseorang dan digunakan untuk mengerjakan amal shalih maka "profit" dari modal yang dikeluarkan akan lebih besar (Profit>=7000% ). bahkan keuntungan tersebut bisa terus diterima tanpa terputus (sekalipun pemilik modal sudah wafat) jika investasi-nya ditanamkan pada sektor : "Pendidikan anak sholeh", "Perbanyakan Sedekah" dan "penyebaran ilmu yang dimiliki". Point penting dalam investasi nya adalah investasi dengan landasan ke-ikhlasan, investasi yang benar dan dijalankan dalam prinsip kesabaran.

Sekarang, dikembalikan kepada Anda..
Apakah Anda berkeinginan menjadi pemilik modal yang sukses mulia atau pemilik modal yang kehilangan modalnya dan/atau bahkan harus menanggung kerugian melebihi modal yang dimilikinya..?

Semoga Allah Yang Maha Pemberi hidayah, menuntun saya dan Anda untuk menjadi pemilik modal yang sukses mulia, amin.

Wassalamu'alaikum,

1 comment:

Andi Djunaidi said...

Semoga memberi kebaikan untuk sesama